Kamis, Februari 19, 2009

KISAH SEORANG PENGUSAHA

Dikisahkan suatu malam 30 tahun yang lalu seorang istri pengusaha di washington, AS, kehilangan tas tangannya di sebuah rumah sakit. Pengusaha itu cemas dan berusaha mencari sepanjang malam, sebab dalam tas itu terdapat 100.000 dollar AS dan juga informasi pasar yang sangat rahasia.

Ketika lelaki itu tiba di rumah sakit, ia melihat seorang gadis lemah dan kurus, gemetaran karena dingin, sedang bersandar di tembok rumah sakit yang sunyi, sambil mendekap tas tangan yang sedang dicari oleh si lelaki. Gadis itu bernama Seada, dia sedang menemani ibunya yang sedang dirawat dirumah sakit itu. Kehidupannya sangat papa, barang-barang berharganya telah habis dijual, namun jumlah uang yang terkumpul hanya untuk membayar biaya semalam rumah sakit. Jika tidak menemukan tambahan uang malam itu, esok hari ibunya terpaksa diusir dari rumah sakit. Seada yang tidak berdaya hanya mondar-mandir di koridor rumah sakit dengan polos ia memohon berkah dan perlindungan Tuhan agar bisa bertemu dengan orang yang baik hati yang bisa menolong ibunya. Tiba-tiba, sebuah tas kulit seorang wanita yang baru turun dari lantai atas terjatuh di lantai koridor. Karena tergesa-gesa wanita itu tidak menyadari kalau tasnya terjatuh, ketika itu di koridor hanya ada Seada seorang. Ia berusaha mengejar wanita itu tetapi wanita itu sudah naik mobil dan pergi dengan angkuhnya.

Seada kembali kekamar ibunya dirawat. Ketika membuka tas kulit itu, ia dan ibunya terperangah melihat setumpuk uang yang begitu banyaknya. Seketika mereka tersadar bahwa uang itu dapat mengatasi segala kesulitan mereka. Namun sang ibu menyuruh seada kembali ke koridor, menunggu orang yang kehilangan datang mencarinya. Tas kemudian dikembalikan, lalu pengusaha itu berupaya sekuat tenaga menolong tetapi sia-sia. Si ibu meninggalkan Seada sebatang kara.

Tetapi sebelum meninggal ibu gadis itu telah mengembalikan uang 100.00 dolas AS kepada sang pebisnis, juga informasi pasar yang kemudian membuat usaha pebisnis itu maju dan menjadi hartawan besar. Seada pun diadopsi oleh sang pengusaha. Meski tak pernah diangkat dalam jabatan apapun, namun selama dalam tempaan yang panjang kecerdasan dan pengalaman sang pengusaha memberi pengaruh pada dirinya sehingga membuatnya menjadi pebisnis yang matang.

Ketika sang pengusaha dalam masa kritis, ia meninggalkan sebuat surat wasiat yang mengejutkan "Sebelum saya kenal dengan Seada dan ibunya saya sudah sangat kaya. Namun, saat saya berdiri dihadapan anak dan ibu yang miskin dan sakit tetapi tak berniat memiliki uang saya yang hilang itu, saya melihat merekalah yang paling kaya, sebab mereka menaati norma kehidupan yang mulia dan justru inilah yang tidak ada pada diriku sebagai pebisnis. Uang yang saya dapatkan adalah dari hasil tipu-menipu. Merekalah yang membuat saya menyadari bahwa modal terbesar dalam perjalanan hidup manusia adalah kepribadian yang tulus. Saya mengadopsi Seada bukan karena balas budi, juga bukan simpati, melainkan mengundang teladan seseorang sebagai manusia. Dengan adanya dia disisiku dalam berbisnis, akan selalu kuukir dalam hati, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Ini adalah sebab hakiki yang mebuat usaha saya makmur dikemudian hari, hingga saya menjadi hartawan yang kaya raya. Setelah saya meninggal harta kekayaan semuanya saya wariskan kepada Seada. Ini bukan menghadiahkan, melainkan supaya usaha saya bisa lebih cemerlang"

Si pengusaha bukannya tidak punya ahli wari. Dia memiliki putra semata wayang. Namun setelah menyerahkan semua perusahaanya kepada Seada ia berkata "saya yakin, putera saya yang cerdas dapat memahami curahan perhatiaan ayahnya"

Ketulusan itu sangatlah halus dan tak terlihat. Namun sentuhannya membuat perubahan besar dalam hidup seseorang ketika ia mampu memaknainya dengan baik, seperti pengusaha tadi